Banyak maunya
Gue pernah denger ejekan “orang miskin banyak maunya”. Gue sedikit setuju dengan hal itu, kecuali soal miskin. Karena, anonim dari miskin adalah kaya. Dan orang kaya juga terkadang banyak maunya. Oke, kalimatnya gue ganti jadi “orang yang kekurangan, lebih banyak maunya.”
Logikanya, orang yang berkecukupan, akan segera mendapatkan apa yang dia pengen. Pengen baju baru, segera beli. Pengen mobil baru, segera ada. Pengen beli game baru, segera klik, bayar, dan main. Kaum ini gak punya wishlist di steam yang menumpuk, karna setiap nemu game bagus, punya cukup kredit buat beli.
Sedangkan yang kekurangan. Pengen baju baru, masukin wishlist. Pengen mobil baru, masukin wishlist. Pengen game baru, masukin wishlist. Ketika akhirnya ditanya maunya apa, munculin wishlist panjang. Dan begitulah, orang yang kekurangan, lebih banyak maunya. Sedih, ya? Eh, Ada yang mau ngasih Intel Galileo, gaes? ?
sekian.
Comments
keinginan adalah sumber penderitaan, kata Budha. Sumber Makmur adalah bus, yang lupa lihatnya dimana.
do’a ibu juga adalah Bus. 🙁
doa ibu sepanjang jalan bandung-cirebon. Tidak banyak keinginan, adapun malah abstrak dan baur dengan tujuan; menjadi guru yang baik hati dan menyenangkan.