Category: My Day

Bekraf Developer Conference

Bekraf Developer Conference

Minggu – Senin kemarin dateng ke salah satu acara dari Bekraf di Aston Simatupang Jakarta Selatan, Bekraf Developer Conference. Ini acara puncak dari rangkaian acara Bekraf Developer Day yang diadakan di beberapa kota sebelumnya.

Selayaknya sebuah konferensi, goal dari acaranya ini adalah merumuskan tantangan para developer dan solusi yang bisa disampaikan ke para pemangku kebijakan. Dari konferensi yang diadakan hingga jam 10 malam tsb, dirumuskan banyak tantangan dan solusi yang dapat kalian lihat disini.


Jadi Fasilitator di Indonesia Android Kejar

Google melalui Google Developers akhir tahun ini mengadakan Google Indonesia Android Kejar (page). Sebagai sarjana kurang ngajar dan developer yang pertengahan Oktober lalu sudah tidak di Inmotion lagi, gue gabung sebagai fasilitator.

Ini jadi pengalaman baru dan berbeda setelah sekian lama gak berada di depan kelas. Kalau di kesempatan lain diundang untuk mengisi workshop dengan kelas yang sudah disediakan, peserta yang jumlahnya sudah fix, dan amplop (ehem) yang jumlah isinya belum pasti namun bisa dipastikan ada isinya. Disini, setiap fasilitator mencari dan mengkoordinasi tempat untuk offline study group, menghubungi peserta untuk join di group whatsapp dan standby dengan problem mereka, serta sedari awal disebutkan rewardnya tidak disebutkan dalam mata uang.

Namun apa yang gue dapet disini jelas gak bisa dibandingkan dengan menjadi fasilitator di tempat lain pada tahun-tahun sebelumnya. Di program ini, gue yang lebih banyak bersentuhan dengan teknologi web, mau gak mau harus belajar Android Studio dengan java-nya yang amat kental. Dengan begitu, motifasi gue sejak tahun 2011 belajar development native android sedikit dipaksakan dan itu bener-bener berhasil bikin gue fasih dan pede untuk lebih dalem di development native android.

Sebelumnya, gue lebih banyak membuat dan mempublish aplikasi mobile dengan Ionic Framework ke playstore. Hanya ada satu aplikasi yang gue develop dengan Android Studio, aplikasi untuk event Google MakeTimeFly (contoh hasilnya) yang di develop selama dua minggu. Sebenernya gue cukup puas dengan aplikasi itu, namun karna waktu development yang cukup singkat, gak banyak konsep dasar yang gue pelajari.


My Spotify Playlist

Satu lagi yang menarik dari Spotify, Recomended Songs. Ketika membuat playlist, di bagian bawah daftar lagu playlist itu bakalan ada daftar lagu yang setipe. Gak jarang lagu-lagu itu juga asik dan cocok. Salah satu playlistnya yang gue buat disini



Distraksi programmer ketika ngoding

Distraksi Programmer. Dont bother the coder - Commitstrip

Programming adalah pekerjaan yang tenaganya 90% dihabisnya untuk berfikir. Sisanya tentu untuk menggerakkan jari di papan ketik, menggerakkan tetikus, atau menggerakkan badan untuk membuat kopi. Oleh karna itu, pikiran yang jernih jadi aset paling berharga untuk para programmer.

Tak jarang, di banyak lowongan pekerjaan untuk programmer, kompetensi yang diperlukan tertulis “Mampu Bekerja Dibawah Tekanan”. Menggelitik. Memang tak salah dengan kalimat tersebut. Suka-suka si pencari programmer. Namun perlu dipahami. Bahwa dengan tekanan, kualitas kode justru akan berkurang. Ibarat ban bocor lebar yang ditambal dengan kualitas rendah. Rentan. Padahal, jangankan dengan tekanan. Dengan distraksi sedikit saja, bisa membuyarkan konsentrasi yang ujungnya ke produktifitas.

Hal paling nyaman ketika ngoding adalah ketika fikiran nyaman, tanpa distraksi, dan fokus pada kode yang ditulis. Ketika programmer sedang in the flow, setiap baris kode akan berada di dalam kontrol. Kualitas kode akan terjaga dan memuaskan. Disitulah keadaan dimana ngoding bisa menjadi sebuah hobi yang menyenangkan.

Sayangnya, keadaan tersebut sulit untuk dicapai. Tak hanya bagi programmer kantoran, tapi juga bagi para freelancer. Bagi yang ngoding di kantor, tak jarang ada programmer lain yang tiba-tiba bertanya perihal masalahnya, atau projek yang sedang digarap bersama. Belum lagi masalah meeting, makan siang, urusan aset, dll. Begitu juga freelancer, email yang masuk tiba-tiba, godaan facebook, distraksi dari orang rumah, tentu bisa menjadi gangguan tersendiri.

Distraksi-distraksi tersebut tentu sulit untuk dihindari. Namun, setiap programmer punya siasat tersendiri untuk hal-hal tersebut. Berikut gue coba tulis tips en trik versi gue :

Fokus

Fokus jadi hal paling sulit untuk dilakukan. Apalagi kalau sedang berperan sebagai full-stack developer. Sering ketika sedang mengerjakan back-end dengan PHP, harus membuka kembali bagian front-end yang mana adalah Javascript. Lalu muncul error karna memasukkan kode PHP di dalam Javascript.

Tentukan Goal

Hal ini menjadi sangat penting terutama ketika sedang bekerja secara berkelompok. Atur tujuan yang jelas, lalu bagi sejelas mungkin. Sehingga ketika harus kembali ke komputer dan mengerjakan kode masing-masing, frekuensi partner kembali bertanya secara tiba-tiba tentang projek akan berkurang (yah, meskipun tidak hilang sama sekali).

Singkirkan Distraksi

Twitter stream, halaman facebook, notifikasi email, notifikasi chatting whatsapp, akan sangat mengganggu. Matikan / mute untuk sementara.

Pastikan tugas yang dikerjakan menyenangkan

Untuk kasus dimana programmer punya pilihan untuk menentukan tugas yang diemban, ini menjadi hal yang cukup penting. Misal gue sendiri, lebih suka mengerjakan model dan controller ketika membuat projek web ketimbang mengerjakan hal-hal yang berkaitan langsung dengan tampilan. Hal tersebut akan membuat gue lebih jarang memindahkan tangan ke tetikus dan lebih fokus ke ngoding.

Demikian tips dari gue, yang kadang gue sendiri gak lakukan ?. Yang terpenting adalah jaga kesehatan. Sedikit sakit bisa mengganggu konsentrasi, terutama jika sakit gigi.


Fritz Lang’s Metropolis

German Season tahun ini secara resmi dibuka dengan pemutaran film Metropolis karya Fritz Lang. Film buatan 1927 dengan latar tahun 2026 ini diiringi orkestra asal Berlin, Deutsches Filmochester Babelsberg. Film ini diputar di tiga kota di Indonesia, salah satunya tanggal 9 September kemarin di Aula Barat ITB, Bandung.

Dibagian awal gue nonton, gue pikir ini bakal jadi film romansa klasik antara kaum si kaya dan di miskin. Tapi setelah nonton lebih jauh, ternyata konflik yang diangkat justru lebih berat. Bahkan lebih berat dari Tukang Bubur Naik Haji. ?

Pemeran utama adalah Freder, anak laki-laki dari si Kaya yang jatuh cinta pada Maria yang berasal dari kaum buruh. Karna penasaran, Freder turun ke kota buruh dan bertukar posisi dengan salah satu buruh disana. Singkat cerita, Freder bertemu Maria.

Maria yang percaya bahwa suatu saat nanti akan datang perantara antara kaum atas dan kaum buruh, melihat setitik harapan Pada Freder. Namun hal itu sudah terlambat. Pertemuan mereka diketahui oleh ayah Freder dan Rotwang, seorang penemu gila. Rotwang menculik Maria, lalu membuat robot yang menggunakan wajah Maria. Robot itulah yang kemudian menghasut kaum kaya dan kaum buruh. Kaum kaya berpesta pora, sedangkan kaum buruh berontak dan merusak jantung kota.

Karna mengangkat isu-isu sosial seperti itulah, film ini pada masanya ditahan oleh pemerintah. Hingga berpuluh-puluh tahun kemudian, setelah perang dunia kedua, film ini ditemukan dan disusun kembali dan diolah menyerupai aslinya meskipun tidak sempurna 100%.

Film ini jadi semakin menarik dengan live orkestra dari Filmochester Babelsberg. Gue takjub dengan permainan mereka yang konsisten selama dua jam. Bahkan banyak yang ketiduran di lokasi nonton saking syahdunya. ?

Robot Maria

Film dengan genre science-fiction ini otomatis jadi film paling tua yang pernah gue tonton selama ini. Dan kabarnya ini adalah film pertama yang memuat robot. Di jaman dimana listrik sepertinya hanya digunakan untuk lampu dan telepon, mereka sudah memikirkan robot. Dan bahkan robotnya menjadi inspirasi C-3PO nya StarWars.

Referensi lebih lengkap tentang film ini bisa dibaca di Wikipedia. ?


There is always the tough woman behind a great man

IMG_20150604_204612

Ramadhan tahun lalu gue sering sahur di kantor. Kantor jadi tempat sahur yang lebih ideal daripada kosan karna ramai dan banyak yang bersedia membangunkan bahkan dititipi pesanan makanan.

Ramadhan tahun ini lebih spesial tapi tidak jauh berbeda dari Ramadhan sebelumnya. Gue masih mendapati bangun tidur sendirian, tapi dengan mendengar suara kompor atau wajan yang beradu dengan spatula dari arah dapur.

There is always the tough woman behind a great man yang enggak kelewat waktu sahurnya


Karnaval KAA 2015

Enam tahun gue tinggal di Bandung dan weekend kemarin adalah pertama kalinya gue ke karnavalan. Yup, Bandung jadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika ke 60. Berikut video yang gue rekam sembari menikmati pertunjukan.

dan ini video keduanya. Videonya dibagi jadi dua bagian karna terlalu panjang. 🙂
(more…)


Weekend Terakhir Membujang

Siapa sangka, akhirnya tiba. Weekend terakhir gw hidup membujang. Tepat sabtu depan gw dan Dara bakal menikah. Bagi yang ingin tau info lebih detail, bisa buka disini. Kami akan bahagia jika kalian datang.

Sejak beberapa hari kemarin Dara udah “dipingit”. Artinya kesempatan gw untuk ketemuan sangatlah kecil, apalagi untuk ngajak dia main dan makan di luar. I have no idea apa yang dilakukan para bujang di weekend terakhir dia membujang. 😐


Intel Realsense App Challenge

Tahun kemarin, gue ikut kompetisi Intel Perceptual Computing Challenge. Berhasil lolos phase pertama, dan dapet kamera 3D perceptual dari Intel.

Kamera ini kurang lebih hampir sama dengan kinect. Perbedaannya ada di ukuran yang lebih kecil, dengan SDK yang hanya mendeteksi tangan dan wajah. Namun kamera 3Dnya lebih detail dari Kinect. Bisa mendeteksi mimik wajah dan mood nya.

Nah, tahun ini, Intel ngadain kompetisi yang sama dengan nama yang berbeda. Intel Realsense App Challenge. Gue kembali lolos phase pertama, dan dapet kamera yang lebih cihuy dari kamera kemarin. Doakan semoga lolos phase selanjutnya ya. 🙂